April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Pernah Menjajah Indonesia, Kekayaan Perusahaan Ini Jauh Diatas Google, Facebook Hingga Apple

2 min read

JAKARTA – Menurutmu, apa perusahaan paling kaya yang pernah ada di dunia ini? Microsoft? Facebook? Google? Salah!

Jawabannya adalah VOC atau Vereenigde Oost-Indische Compagnie alias perusahaan Hindia Timur Belanda. Perusahaan yang dulu menjajah Nusantara ini jika dihitung berdasarkan kurs sekarang, kekayaannya mencapai US$ 7,9 triliun atau sekitar Rp115 ribu triliun (Rp115 kuadriliun).

Perusahaan kongsi dagang Belanda ini melakukan sejumlah praktek monopoli perdagangan ini bahkan memiliki penghasilan yang mengalahkan PDB Jepang di era modern, senilai US$4,8 triliun.

Butuh gabungan penghasilan 20 perusahaan terbesar di dunia modern seperti Apple, Microsoft, Amazon, Tencent, dll, untuk bisa menyaingi kekayaan VOC yang mencapai US$7,9 triliun.

Contohnya Apple yang sekarang setiap produknya menjadi buruan banyak orang. Kekayaan Apple hanya seujung kuku VOC, haitu sekitar 11%.

Padahal, VOC hadir lebih dari 400 tahun yang lalu dengan 70 ribu karyawan. VOC merupakan perusahaan gabungan yang didirikan tahun 1602.

Pemerintah Belanda memberikan hak kepada VOC untuk melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Asia, terutama Indonesia, selama 21 tahun.

Sejumlah keistimewaan ini membuat VOC bisa memiliki barang-barang eksotis, membangun koloni, memiliki tentara sendiri, memiliki mata uang sendiri, bahkan memulai perang.

VOC juga mampu mengirimkan satu juta pelayar ke seluruh Asia. Meski ada risiko meninggal karena dihantam badai, atau terkena penyakit menular, peluang untuk menjadi kaya di daerah baru begitu menjanjikan.

VOC juga menjadi perusahaan resmi pertama yang menerbitkan saham. Hal ini membuat valuasi VOC terdongkrak hingga 78 juta gulden.

Selama 200 tahun beroperasi, VOC mencapai puncak kejayaan di tahun 1637 saat masa “Tulip Mania” di Belanda.

Namun, kekayaan VOC dan Belanda mendatangkan kemelaratan bagi banyak orang. VOC melakukan apa saja demi memastikan bisnisnya berjalan lancar dan aset-asetnya terlindungi maksimal.

Hal itu termasuk penindasan, jual-beli budak, dan sejumlah tindakan buruk lainnya. VOC diperkirakan mengirimkan 50 ribu orang dari Afrika untuk menjadi budak di daerah koloninya.

Indonesia sebagai salah satu korban VOC tentu merasakan betapa menyakitkan menjadi “sapi perah” bagi perusahaan ini. Namun, pada akhirnya VOC bangkrut di tahun 1799 setelah 4 abad beroperasi.

Salah satu alasan VOC bangkrut adalah karena korupsi dan suap yang merajalela. Pengurus VOC tak lagi berpikir untuk berbisnis, melainkan memperkaya diri sendiri dan mempererat hubungan dengan pemerintah Belanda.

Misalnya, Gubernur Jenderal Van Hoorn yang memiliki harta hingga 10 juta gulden, padahal gajinya hanya 700 gulden per bulan.

Sejumlah pejabat VOC juga mulai gila hormat. Alhasil, kas VOC merosot tajam diiringi dengan beban utang yang terus menumpuk. VOC pun dibubarkan dan segala aset VOC diambil alih oleh Belanda. []

Advertisement
Advertisement