April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Sebulan Dicerai, Mantan Suami PMI Hong Kong Depresi, Lalu Gantung Diri

2 min read

DOMPU – Pada hari Sabtu tanggal 11 Januari 2020 sekitar pukul 17.00 wita, bertempat di Dusun Suka Mulia Desa Kadindi Barat Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu telah terjadi bunuh diri dengan cara gantung diri menggunakan tali nilon yang diikat pada rangka atap rumah.

Korban tersebut bernama Saidi umur 35 tahun yang kesehariaannya bekerja sebagai petani.

Berdasarkan keterangan dari orang tua korban, bahwa pada pagi hari korban mengeluh dan merasa sakit pada sekujur tubuh sehingga korban meminta kepada keluarga untuk dipanggilkan perawat guna mendapatkan perawatan medis.

Lanjutnya, sekitar pukul 11.00 wita, korban meminta untuk di dirukyah oleh Ustadz Muhsinin sehingga korban di rukyah, pada saat di rukyah korban merasakan panas di dalam perutnya dan mengamuk.

Setelah selesai dirukyah, korban merasa badannya agak baikan dan melakukan sholat dzuhur dan sholat ashar bersama adik kandungnya Safi’i.

Sekitar pukul 17.00 wita, orang tua korban yang saat itu berada di rumahnya keluar hendak menuju ke rumah korban untuk melihat keadaan korban yg sakit yang jaraknya sekitar 20 meter dari rumah orang tuanya, Pada saat membuka pintu rumah korban, orang tua korban melihat korban dalam keadaan gantung diri menggunakan tali nilon yang diikat pada rangka atap rumah korban.

Melihat kejadian tersebut orang tua korban memanggil anaknya yang merupakan adik kandung korban agar memberitahukan kejadian tersebut kepada para tetangga, tidak lama kemudian warga sekitar berdatangan dan menurunkan korban dengan cara memutus tali yang terikat pada leher korban.

Sekitar pukul 18.10 wita, anggota Polsek Pekat yang dipimpin oleh KSPK II Polsek Pekat BRIPKA Dedi Rahman mendatangi TKP dan mengamankan TKP serta melakukan koordinasi dengan keluarga korban untuk dilakukan otopsi, akan tetapi keluarga korban menolak karena menganggap kejadian tersebut murni musibah.

Dengan adanya kejadian ini pihak keluarga korban menerima kematian korban sebagai musibah dan keluarga korban membuat surat pernyataan tidak keberatan atas kematian korban.

Diduga korban mengalami depresi karena satu bulan yang lalu korban bercerai dengan istrinya yang saat itu sedang berada di Hong Kong sebagai PRT. Saidi sebelumnya bekerja di Korea. Disebutkan, 500-an juta tabungannya dikuasai dan ludes di tangan mantan istri yang tiba-tiba menceraikannya. []

 

Sumber Kabar Bima

Advertisement
Advertisement