April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Siap-Siap, Indonesia Butuh 110 Juta Pekerja Digital Baru di Tahun 2025

3 min read

JAKARTA – Amazon Web Services, Inc. (AWS), salah satu perusahaan milik Amazon.com, merilis sejumlah temuan menarik dari sebuah laporan riset terbaru bertajuk “Unlocking APAC’s Digital Potential: Changing Digital Skill Needs and Policy Approaches” yang disusun oleh AlphaBeta, yakni firma konsultan bidang strategi dan ekonomi, atas prakarsa AWS.

Laporan ini menyajikan beragam analisis mengenai jenis-jenis keahlian yang diterapkan oleh pekerja masa kini dan memprakirakan jenis-jenis keahlian digital yang nantinya akan sangat dibutuhkan oleh angkatan kerja dalam kurun waktu lima tahun mendatang di enam negara Asia Pasifik-Indonesia, Australia, India, Jepang, Singapura dan Korea Selatan.

Salah satu temuan menarik dari riset tersebut, adalah sebanyak 59% pekerja digital di Indonesia yang saat ini belum mengoptimalkan penerapan kecakapan mereka di bidang komputasi awan menyebutkan, bahwa nantinya di 2025 jenis-jenis keahlian tersebut akan sangat dibutuhkan dalam pekerjaan mereka masing-masing.

Selain dari negara-negara lain, riset juga melibatkan lebih dari 500 pekerja digital di Indonesia yang disusun dari wawancara dengan sejumlah pakar teknologi, pemimpin bisnis, hingga para pembuat kebijakan. Dari riset tersebut terungkap, bahwa pekerja-pekerja yang sudah mempunyai keahlian di bidang digital baru mencapai 19% dari seluruh angkatan kerja yang ada di Indonesia. Di sisi lain, untuk mendukung perekonomian dibutuhkan lebih dari 110 juta pekerja digital baru di 2025 agar mampu selaras dengan setiap dinamika perubahan teknologi di masa depan.

Laporan ini juga menyoroti akan pentingnya penguasaan beragam jenis keahlian bagi Indonesia, seperti komputasi cloud, serta menyampaikan bahwa jenis-jenis kecakapan seperti cloud architecture design, cybersecurity, large-scale data modeling, web/software/game development, dan software operations support akan menjadi primadona dan paling dibutuhkan di 2025.

Rata-rata pekerja Indonesia juga nantinya perlu mengembangkan tujuh kecakapan digital mutakhir dalam kurun waktu lima tahun ke depan agar mereka mampu selaras dengan dinamika perkembangan dan kebutuhan teknologi di masa depan, yang mencakup sejumlah kecakapan digital dasar, seperti mulai memelajari bagaimana menggunakan platform komunikasi daring, perangkat lunak untuk mendukung kolaborasi, hingga kecakapan-kecakapan digital tingkat lanjut, seperti desain arsitektur cloud. Dibutuhkan sekitar 946 juta pelatihan kecakapan digital atau digital skill training di 2025 agar tercapai pertumbuhan ekonomi yang kian inklusif.

Riset ini menyoroti pentingnya penguasaan di bidang cloud bagi sektor-sektor nonteknologi, seperti manufaktur, terlebih setelah dicanangkannya visi ‘Making Indonesia 4.0’ melalui percepatan realisasi pengadopsian digital. Menurut riset ini pula, 43% pekerja digital di sektor manufaktur juga meyakini bahwa akan dibutuhkan kecakapan baru di bidang desain arsitektur cloud yang wajib mereka kuasai, seiring meningkatnya pengadopsian teknologi di sektor tersebut dalam mendukung terwujudnya rantai suplai yang kian optimal, serta menimbang kondisi peranti-peranti yang ada saat ini.

Bahkan, 48% pekerja digital di sektor manufaktur yang saat ini belum menguasai kecakapan di bidang pemodelan data dalam skala besar yakin bahwa, nantinya di 2025, mereka perlu mengantongi jenis keahlian seperti ini. Insight yang mereka dapatkan dari data dan analitik akan membantu sektor manufaktur dalam menentukan waktu yang tepat dalam melakukan pemesanan di rantai suplai industri. Teknologi ini mendukung mereka dalam memperhitungkan kebutuhan untuk melakukan perawatan mesin atau pemeliharaan perangkat yang lebih antisipatif.

Dalam rangka mendukung angkatan kerja Indonesia dalam mengembangkan kecakapan di bidang cloud, AWS bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, sebagai bagian dari inisiatif nasional Merdeka Belajar, turut mendukung revitalisasi kurikulum di lima universitas terkemuka dalam negeri. Kelima universitas tersebut akan mengintegrasikan konten edukasi yang dirancang oleh AWS ke dalam kurikulum, di mana siswa nantinya akan bisa memelajari dasar-dasar mengenai komputasi awan dan teknologi-teknologi terkait, seperti keamanan siber, analitik data, machine learning, hingga Internet of Things (IoT).

“Riset yang kami prakarsai ini menyoroti adanya kebutuhan untuk meningkatkan penguasaan teknologi cloud, bahkan di sektor-sektor nonteknologi, seperti di bidang manufaktur, bagi pekerja di Indonesia,” ucap Managing Director for ASEAN, Worldwide Public Sector, Amazon Web Services Tan Lee Chew, dalam keterangan tertulisnya. []

Advertisement
Advertisement