April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Tak Hanya Penerbangan, Transportasi Masal di Hong Kong Kacau Saat Demonstrasi Berlangsung

3 min read

HONG KONG – Aksi mogok massal melumpuhkan transportasi umum di Hong Kong, Senin (5/8). Aksi ini menyebabkan 200 jadwal penerbangan dibatalkan. Sekurangnya 420 orang ditahan, lalu 1.000 tembakan gas air mata dan 160 peluru karet ditembakkan sejak aksi 9 Juni lalu.

Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam berbicara kepada media untuk pertama kalinya sejak aksi protes yang terjadi berturut-turut selama dua pekan. Lam memperingatkan, aksi protes maupun aksi mogok massal merupakan tantangan bagi kedaulatan Cina dan mendorong Hong Kong ke dalam situasi yang berbahaya.

Aksi ini telah membuat perekonomian Hong Kong yang dikenal sebagai pusat keuangan Asia menjadi carut-marut. “Mereka mengklaim bahwa mereka menginginkan revolusi, dan untuk memulihkan Hong Kong, tindakan ini telah jauh melampaui tuntutan politik awal mereka,” ujar Lam.

Dalam konferensi pers pertamanya sejak 22 Juli, Lam mengatakan, aksi protes tersebut merupakan tindakan ilegal yang dapat menghancurkan stabilitas dan kemakmuran Hong Kong. Dia juga menyebut aksi itu dapat membuat Hong Kong terjerembap dalam situasi yang sangat berbahaya.

“Tindakan ilegal ini menantang kedaulatan negara kita dan membahayakan ‘satu sistem, dua negara’, akan menghancurkan stabilitas dan kemakmuran Hong Kong. Aksi ini mendodong kota kita, kota yang kita semua cintai ke ambang situasi yang sangat berbahaya,” kata Lam.

Lam juga menyatakan tidak berniat mengundurkan diri dari jabatannya. Sebagai kepala eksekutif di Hong Kong, Lam adalah perpanjangan tangan pemerintahan Cina daratan di Hong Kong. “Saya tidak berpikir pada titik waktu ini, (perihal) pengunduran diri saya atau rekan-rekan saya dapat (membantu situasi),” kata dia, dilansir dari laman Channel News Asia, Senin.

“Hong Kong menghargai kebebasan, yang meliputi kebebasan berekspresi, kebebasan berkumpul, kebebasan perwakilan media, kami menghargai ungkapan itu dan kami akan mendengarkan (tetapi) krisis di depan kami bukan tentang aspirasi atau RUU, tetapi adalah tentang keamanan dan hukum dan ketertiban Hong Kong,” ucap Lam.

Kepala eksekutif juga membela tindakan kepolisian kota, yang telah mendapat kecaman keras dalam beberapa pekan terakhir. Polisi mendapatkan kecaman karena perlakuan yang keras terhadap para pengunjuk rasa. “Kepolisian ada di sana melindungi hukum dan ketertiban Hong Kong dan memastikan keamanan kota yang berkelanjutan,” ucapnya.

 

Transportasi publik kacau

Aksi mogok massal tersebut menimbulkan kekacauan transportasi publik pada Senin pagi. Layanan kereta api, bus, dan kereta Airport Express untuk ditangguhkan. Beberapa aktivis memblokir kereta api yang sudah bersiap untuk berangkat meninggalkan stasiun. Para pengunjuk rasa tersebut menahan pintu kereta api agar tetap terbuka.

Sementara itu, kemacetan mewarnai jalur lalu lintas di seluruh Hong Kong, terutama jalur yang menuju jantung pusat bisnis. Sedangkan, jalan menuju arteri utama Hong Kong tampak lumpuh.

Televisi pemerintah, RTHK, melaporkan, Cathay Pacific dan maskapai domestik lainnya, seperti Hong Kong Airlines, terkena dampak yang cukup signifikan. Aksi mogok massal dan demonstrasi diketahui terjadi di tujuh distrik.

Sejumlah pemilik toko lebih memilih untuk menutup bisnis mereka dan ikut berpartisipasi dalam aksi mogok massal tersebut. Salah satunya adalah Mark Schmidt (49 tahun). Dia ikut bergabung dalam aksi mogok massal karena tidak puas dengan pemerintahan saat ini.

“(Pemerintah) menjadikan polisi sebagai kambing hitam dan menciptakan situasi menjadi tak tertahankan bagi semua orang yang tinggal di sini. Jadi, itulah salah satu alasan kami bergabung dalam aksi mogok,” kata Schmidt. “Kehilangan sedikit uang sekarang bukan masalah, (dibandingkan) dengan kehilangan semua yang dulu dimiliki kebebasan Hong Kong.”

Beberapa pengunjuk rasa lainnya menuding Lam sebagai pemicu krisis karena mengabaikan sentimen publik. Mereka berjanji akan terus melanjutkan gerakan mereka hingga pemerintah mendengarkan tuntutan para pengunjuk rasa.

Awalnya, aksi protes di Hong Kong menuntut agar pemerintah menarik rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi. Sebab, RUU tersebut akan mengirim pelaku kejahatan untuk diadili di Cina daratan. Para kritikus dan aktivis menilai RUU tersebut akan mencoreng norma-norma hukum di Hong Kong.

Aksi tersebut kemudian meluas dan menuntut Lam mundur dari jabatannya, dan penyelidikan independen terhadap polisi yang dinilai telah melakukan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa. Pemerintah sejauh ini menolak untuk menyetujui tuntutan mereka.

Aksi protes yang berujung pada kekerasan dan perusakan membuat polisi menembakkan gas air mata. Para pengunjuk rasa mengepung kantor polisi selama akhir pekan, termasuk mencorat-coret dinding kantor polisi dan memecahkan jendela.

Purchasing Manager’s Index Hong Kong menunjukkan, aktivitas bisnis sektor swasta turun ke level terendah dalam satu dekade. Penurunan ini terbebani oleh aksi protes dan perang dagang antara Sino-Amerika Serikat (AS). Selain itu, index Hang Seng juga turun 3 persen melampaui kerugian di pasar Asia lainnya. []

Advertisement
Advertisement