February 18, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Usai Memutilasi Hiyang Hiyangannya, Mantan PMI Asal Tulungagung Berencana ke Luar Negeri Hendak Kembali Menjadi PMI

2 min read

JAKARTA – Inilah siasat licik Antok usai mutilasi Uswatun Khasanah. Ia sudah merencanakan kabur ke luar negeri untuk jadi PMI. Namun rencana tersebut terlanjut batal karena Antok keburu diringkus pihak kepolisian.

Rohmad Tri Hartanto alias Antok ternyata punya pengalaman jadi PMI di Korea Selatan, bahkan digaji 2 digit.

Ya, Antok sempat menjadi PMI. Namun kini keahliannya selama bekerja di luar negeri malah dipakai dalam kasus jasad dalam koper merah di Ngawi, Jawa Timur. Antok mengakui telah membunuh dan memutilasi Uswatun Khasanah.

Ia juga telah mengaku mengemas tubuh Uswatun dalam koper merah. Jasad dalam koper merah, Uswatun Khasanah, ditemukan warga di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi pada Kamis (23/1/2025). Antok kemudian ditangkap pada Minggu (26/1/2025).

Selama di Indonesia Antok mencari uang lewat jual beli mobil bodong. Tapi sebelumnya ternyata ia pernah bekerja di Korea Selatan.

Antok bahkan mengaku sempat berpikir untuk pergi ke Korea Selatan agar bisa lolos dari kasus jasad dalam koper merah.

“Sempat kepikiran. (Lewat jalur) ya resmi,” kata Antok.

PS Kanit III Subdit III Jatanras Direskrimum Polda Jatim AKP Fauzi mengatakan saat bekerja di Korea Selatan, Antok bertugas mengemas barang.

Tak ayal ia sampai dua kali dikontrak dengan masing-masing masa kerja selama empat tahun.

“Antok terbiasa dengan pekerjaan bungkus barang,” katanya.

Keahlian tersebut justru dipakai Antok di kasus jasad dalam koper merah.

“Inilah yang membuat dia (Antok) mengemas potongan tubuh korban sangat teliti dan rapih,” katanya.

AKP Fauzi mengatakan kemampuan itu ia dapat selama bekerja sebagai PMI.

“Kemampuan ini dia dapat selama bekerja di sana,” katanya.

Dia mengemas potongan tersebut menggunakan teknik pelapisan plastik yang sangat rapat dan efisien.

“Seperti cara mengemas barang yang rapih, bukan orang yang sedang panik,” kata AKP Fauzi.

“Sangat rapih sekali. Sama kayak packing pabrik. Ketemu kakinya, kepalanya juga. Kayak packing paket barang,” tambahnya.

Ia menilai cara pengemasan potongan tubuh jasad dalam koper merah di Ngawi tak seperti dikerjakan orang panik.

“Bukan seperti orang panik. Santai,” katanya.

Malahan koper merah yang dipakai Antok merupakan kenangan dari bekerja sebagai PMI. Koper tersebut dipakai Antok selama bekerja di Korea Selatan.

“Koper dibawa langsung Antok saat kembali dari Korea setelah bekerja selama empat tahun,” katanya. []

Sumber Tribun Network

Advertisement
Advertisement