April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Nasrul : “Lihat Ibu Di Hong Kong Mabuk Dan Joget, Bapak Sedih Sampai Meninggal Dunia”

3 min read

KARANGANYAR – “Sampai sekarang Ibu belum tahu kalau bapak meninggal, jadi saya ingin mencari Ibu, selain ingin memberitahu Bapak sudah meninggal, juga saya ingin banget ibu pulang” tutur Nasrul Eka Kurniawan saat mengutarakan maksudnya menghubungi ApakabarOnline.com.

Nasrul bocah kelahiran 14 tahun silam ini bermaksud mencari ibunya Wartini yang sejak 10 tahun yang lalu tidak ada kabarnya setelah berpamitan pergi ke Hong Kong. Warga Dusun Jetak Desa Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah ini sejak 2 tahun belakangan harus putus sekolah, demi bekerja untuk menghidupi adiknya setelah Kusnandar bapaknya meninggal dunia di tempatnya bekerja, sebuah usaha rumahan mebel yang letaknya masih satu kecamatan dengan tempat tinggalnya.

“Saya persisnya bagaimana tidak tahu om, saya tahunya hanya dari cerita bapak dan cerita teman-teman bapak setelah bapak meninggal. Ibu bertahun-tahun hilang di Hong Kong, tiba-tiba bapak mendapat kabar dari facebook, ibu di Hong Kong punya pacar bule, mabuk dengan bule dan joget joget dengan bule di diskotik. Setelah tahu kabar itu, bapak sering melamun. Sampai akhirnya pas kerja sedang masah kayu di tempat pak Masnun, bapak tiba-tiba ambruk dan meninggal dunia. Katanya serangan jantung” terang Nasrul.

Praktis, sepeninggal Kusnandar ayahnya, Nasrul harus berhenti sekolah setamat SD. Nasrul memilih untuk mencari nafkah untuk Lina adiknya yang kini baru saja masuk di sebuah MtsN di kawasan tersebut.

“Biar saya ndak sekolah mboten nopo-nopo Om, saya milih kerja saja nyarikan biaya Lina untuk tetap bisa sekolah. Jangan sampai Lina seperti saya tidak sekolah. Tidak sekolah itu tidak enak, sedih” lanjutnya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dengan adiknya, Nasrul mau bekerja apa saja. Mengamen adalah pekerjaan utamanya setelah mentok tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. Namun tak jarang, beberapa tetangga meminta bantuan Nasrul untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka dengan memberikan imbalan uang.

Bahkan, lantaran keterbatasan kemampuan keuangan, Nasrul, hingga usianya yang ke 14 belum disunat. Dengan malu-malu, Nasrul mengakui tidak punya biaya.

“Kalau saya sunat om, nanti buat makan saya dan Lina, buat sangu sekolah Lina, SPP Lina, bayar listrik, apa coba ? Jangan ditanya itulah Om, malu saya. Biar begini saja tidak usah sunat juga tidak apa-apa kok” ungkap Nasrul terkekeh menahan malu..

Jarno, sahabat almarhum Kusnandar kepada ApakabarOnline.com memberitahukan, diakhir hayat almarhum, setelah mengetahui kabar istrinya di Hong Kong, almarhum syok dan sulit menerima kenyataan.

“Almarhum Kus itu sepertinya mikir banter mas. Sejak tahu kelakuan istrinya di Hong Kong, dia kecewa banget. Saking kecewanya sampe menjadi beban pikiran dia. Sakit-sakitan, kurang  tidur malam, makan juga jarang. Kemana lagi larinya kalau tidak jantung atau penyakit dalam lain. “ jelas Jarno.

Jarno menambahkan, Kusnandar mengetahui kabar tentang istrinya tahun 2015 kemarin. Beberapa bulan setelah mengetahui kondisi dan perilaku istrinya, Kusnandar meninggal Dunia di tempatnya bekerja.

Ditengah cita-citanya ingin menjadi Guru yang telah pupus karena tidak melanjutkan sekolah, Nasrul berharap, kehancuran tersebut tidak bertambah hancur dengan hilangnya komunikasi dengan ibunya.

Berikut pesan Nasrul untuk Wartini sang ibunda :

Bu, ibu kenapa sekarang kok jadi orang nakal ? Kenapa ibu melupakan kami ? Ibu, bapak sekarang sudah meninggal, sebentar lagi seribu harinya bapak. Apa ibu tidak ingin pulang ? Apa ibu tidak ingin melihat kuburan bapak ?

Ibu, Nasrul dan Lina kepingin ibu pulang dari Hong Kong, tapi teman bule ibu yang nakal jangan dibawa pulang. Nasrul dan Lina malu di masyarakat sebab orang-orang pada tahu kelakuan ibu di Hong Kong nakal.

Bu, kalau ibu pulang, ibu tidak usah bekerja tidak apa apa. Sebab sekarang Nasrul sudah bisa mencari uang sendiri. Malah Nasrul bisa membiayai Lina melanjutkan sekolah ke Tsanawiyah. Tapi Nasrul harus berhenti sekolah.

Bu, apa ibu tidak kasihan to sama Nasrul dan Lina. Kami di rumah sudah tidak ada bapak, kalau ibu tidak mau pulang, sama saja kami tidak punya orang tua. Tidak seperti teman-teman Nasrul lainnya.

Bu, pulang nggih Bu, bulene mboten sah dibeto wangsul, kulo isin Bu” pesan Nasrul yang terhenti oleh tangisnya. “

Kepada pembaca ApakabarOnline.com, Nasrul dan Jarno berharap jika ada yang mengetahui jekak Wartini, sudilah kiranya memberikan kabar, atau menyampaikan berita ini. [Asa]

Advertisement
Advertisement