April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Tak Jadi Ke Hong Kong, Taiwan & Shanghai, Typhoon Trami Bergerak Lurus Ke Daratan Jepang

2 min read

TOKYO – Kemahabesaran Tuhan. Meski teknologi manusia mampu memantau arah pergerakan, namun tidak ada teknologi manusia yang mampu merubah arah pusaran topan. Pun demikian dengan topan Trami kali ini.

Sejak kemunculannya beberapa hari usah topan Mangkhut mengalami coolling down, bibit topan yang oleh pakar Metereologi dan Geofisika disebut dengan topan Trami muncul mengancam kehidupan yang bakal dilewatinya.

Topan Trami, dengan kecepatan maksimum 162 kilometer per jam, kini berada di Pasifik. Badai secara perlahan menuju pulau-pulau selatan Jepang.

Badan nasional cuaca Jepang memperingatkan, badai akan membawa angin kencang dan hujan deras ke seluruh Jepang selama akhir pekan.Topan Trami terpantau akan bersiap menghantam ujung selatan Jepang pada Jumat (28/09/2018).

“Karena diperkirakan akan melintasi Jepang dengan kecepatan tinggi, kami mendesak orang-orang untuk waspada pada hari-hari mendatang,” kata pejabat badan meteorologi, Sakiko Nishioka, kepada AFP.

Badai saat ini bergerak ke arah barat laut secara perlahan, namun diperkirakan akan mengarah ke timur. Badai diperkirakan akan mendarat sangat dekat dengan Pulau Okinawa dan Amami pada Sabtu (29/09/2018).

“Harap waspada tinggi terhadap angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan lebat,” katanya.

Setelah menyebabkan hujan deras di pulau-pulau terpencil, topan diperkirakan akan menambah kecepatan dan mendekati Jepang barat Minggu.

Dua maskapai utama Jepang, JAL dan ANA, telah membatalkan beberapa penerbangan domestik.

Jika prakiraan cuaca bertahan, maka itu akan menjadi yang terbaru dalam serangkaian bencana alam ekstrem yang melanda Jepang.

Bagian barat Jepang masih belum pulih dari topan paling kuat yang menyerang negara itu dalam seperempat abad, yang menewaskan 11 jiwa dan menutup bandara regional utama pada awal September.

Hujan lebat juga menghantam Jepang bagian barat pada awal tahun dan negara itu mengalami salah satu musim panas terparah sepanjang sejarah.

Juga pada September, gempa berkekuatan 6,6 SR mengguncang Pulau Hokkaido, memicu tanah longsor, dan menyebabkan lebih dari 40 orang tewas.[Asa]

Advertisement
Advertisement