April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

3 PMI ABK Diculik OTK Di Afrika

3 min read

Tiga Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) pada OSV (offshore supply vehicle) berbendera Singapura, Ark Tze, telah diculik oleh perompak di perairan bagian barat Afrika yang masuk wilayah Republik Demokratik Kongo pada Senin (29/10/2018).

Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) mengonfirmasi kabar tersebut pada Kamis (1/11), namun tidak mengumumkan identitas ketiga orang itu.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum (PWNI) Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal, dalam Tribunnews.com, menyatakan bahwa selain tiga ABK WNI, para perompak juga menculik satu orang warga Ukraina yang bekerja di kapal tersebut.

Keempat ABK Ark Tze yang diculik itu kemudian, tutur Iqbal, dibawa ke kapal tanker berbendera Panama, Anuket Amber, yang juga telah dikuasai para pembajak pada hari yang sama. Belum diketahui dari kelompok mana pembajak itu berasal, juga belum ada kontak dari mereka.

Ark Tze diawaki oleh 15 ABK yang terdiri dari 11 WNI, 2 warga Myanmar, dan 1 warga Ukraina. Sisa awak lainnya telah tiba dengan selamat di pelabuhan Pointe-Noire, Kongo.

Iqbal menyatakan sembilan ABK WNI yang selamat meminta untuk segera dipulangkan.

“Pemerintah dan perusahaan akan terus berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait dalam rangka penanganan masalah tersebut,” kata Iqbal. Ia menambahkan, kabar penculikan tersebut sudah disampaikan kepada anggota keluarga tiga ABK WNI.

Sementara itu, Isman Pasya, fungsi konsuler kedutaan Indonesia di Abuja, Nigeria, kepada BBC Indonesia mengabarkan bahwa posisi Anuket Amber dan para pembajak belum diketahui saat ini.

“Di mana posisinya sedang ada di mana, kecepatan berapa, secara teori bisa dilacak, keberadaan kapal saya sebut kapal hantu karena tak punya informasi apapun sampai menit ini….(Diperkirakan) masih ada di laut sekitar Nigeria dan Kongo,” kata Isman.

“Kapal akan melewati beberapa negara. Kami mencoba membangun informasi dengan pihak-pihak sekitar sini.”

Ia menambahkan, belum ada informasi mengenai apa yang dituntut oleh para penyerang dan penculik ABK itu.

Pemerintah Indonesia akan bekerja sama dengan pemilik Ark Tze untuk membuka komunikasi dengan para pembajak, juga meminta bantuan dari pemerintah Kongo dan Nigeria.

Berdasarkan pengalaman, proses pembebasan ABK yang disandera oleh para pembajak di Afrika bisa berlangsung amat lama.

Pada Maret 2012, FV Naham 3, kapal ikan Taiwan yang dioperasikan perusahaan Oman, yang tengah berlayar di perairan timur Afrika dekat Seychelles, dibajak dan 26 awak kapal, termasuk empat WNI, disandera oleh perompak asal Somalia.

Seluruh sandera baru dibebaskan pada Oktober 2016, nyaris 4,5 tahun kemudian, setelah pemilik kapal membayar uang tebusan sebesar 1,5 juta dolar AS yang diminta oleh para perompak.

Situs Maritime Executive (1/11) memaparkan, sebelum masuk ke Ark Tze, para perompak membajak Anuket Amber yang tengah berada di daerah sekitar 100 mil laut (185,2 km) dari Pointe-Noire, kota pelabuhan yang merupakan kota terbesar kedua di Kongo setelah Brazzaville, ibu kota negara tersebut.

Anuket Amber tengah mengisi suplai bahan bakar dengan sebuah kapal LPG, BW Frigg, ketika dua buah kapal lain datang mengejar dan langsung menembaki mereka. Proses suplai dihentikan, lalu Anuket Amber dan BW Frigg segera bermanuver untuk menghindari serangan.

Maritime Bulletin mengabarkan, BW Frigg berhasil menyelamatkan diri sementara Anuket Amber dikuasai oleh para pembajak.

Pembajakan dua kapal sekaligus jarang sekali terjadi. Walau demikian, kawasan lepas pantai Afrika Barat, terutama di daerah sekitar Delta Sungai Niger, memang terkenal sebagai tempat berkumpulnya para pembajak.

Selain itu, dalam beberapa bulan terakhir beberapa serangan terhadap kapal oleh perompak bersenjata dilaporkan terjadi di sekitar Pointe-Noire.[]

Advertisement
Advertisement