December 12, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Masih Ada yang Belum Ditemukan, Pencarian Korban Hilang Erupsi Semeru Dilanjut Sampai 3 Januari

3 min read

MALANG – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri terus melakukan pencarian jenazah korban bencana Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru hingga 3 Januari 2022.

“Itu sesuai dengan surat perintah yang ada pencarian oleh tim DVI itu dilakukan sampai tanggal 3 Januari 2022,” ungkap Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Kamis (23/12/2021).

Ramadhan mengungkapkan, hingga Rabu, 22 Desember 2021, Tim DVI sudah menemukan 46 kantong jenazah, di antaranya, 37 jenazah berbadan utuh dan sembilan potongan tubuh dan diterima oleh RSUD Dr. Haryoto Lumajang.

“Dari 46 kantong, tersebut sebanyak 45 kantong telah dilakukan pemeriksaan, 29 telah berhasil teridentifikasi dan 16 kantong belum teridentifikasi. Sedangkan satu jenazah lagi sedang menunggu proses pemeriksaan,” katanya.

Selanjutnya, kata Ramadhan, data antemortem yang telah diterima ada 76 data.

“Kemudian sampel DNA baru keluarga yang diterima dari total 32 sampel DNA serta 19 sampel DNA post antemortem,” ucapnya.

Ramadhan menjelaskan, saat ini DVI terus melakukan pencarian korban jenazah erupsi Semeru tersebut. Walaupun, saat ini penambahan jenazah korban erupsi Semeru telah minim dan tambahan data antemortem.

 

Lebih dari 10 Ribu Warga Terdampak Mengungsi

Posko Penanganan pascaerupsi Semeru mencatat, sebanyak 10.400 warga mengungsi di 406 titik pengungsian pada Senin (20/12/2021), pukul 18.00 WIB. Sebagian besar warga mengungsi di dalam wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Titik pengungsian masih terpusat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Candipuro 21 titik dengan 4.645 jiwa, Pasirian 17 titik 1.732 jiwa dan Pronojiwo 4 titik 1.077 jiwa. Pos Komando (Posko) Penanganan Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru terus memutakhirkan data warga mengungsi. Selain terpusat di tiga kecamatan, sebaran titik pengungsian lainnya berada di wilayah Kabupaten Lumajang, seperti Sumbersuko, Pasrujambe, dan Lumajang.

“Titik pengungsian di luar Kabupaten Lumajang teridentifikasi di Kabupaten Malang sembilan titik dengan total 341 jiwa, Blitar satu titik 20 jiwa, Probolinggo satu titik 11 jiwa dan Jember tiga titik 13 jiwa,” jelas Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam keterangan  tertulisnya, Senin (20/12/2021).

Memasuki minggu ketiga, posko masih memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar para warga di titik-titik pengungsian, di antaranya makanan, kesehatan dan pendidikan.

Sementara itu, posko secara pararel melakukan pembersihan lahan yang nantinya akan digunakan sebagai lokasi relokasi. Hingga hari ini, kegiatan pembersihan area relokasi yang berada di Desa Sumber Mujur itu sudah mencapai 17%.

Data sementara, total rumah rusak akibat awan panas guguran mencapai 1.027, dengan rincian rumah rusak berat 505 unit di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Sedangkan di Desa Supituriang, Kecamatan Pronojiwo, rumah rusak berat sebanyak 437 unit dan rusak ringan 85 unit.

 

APG Semeru

Pada hari ini (20/12/2021) aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang masih terus terjadi. Pos Pengamatan Gunung api memantau adanya 1 kali awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur 3.000 meter arah Besuk Kobokan dan 1 kali APG dengan jarak luncur 200 meter arah Curah Kobokan.

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih berstatus level III atau ‘siaga,’ yang dinaikkan sejak 16 Desember 2021.

Dengan kenaikan aktivitas vukanik, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memberikan rekomendasi, Pertama, tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Kedua,  tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Selanjutnya, mewaspadai potensi (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan

Terkait dengan korban jiwa, posko mencatat total jumlah warga meninggal dunia sebanyak 50 jiwa. Sebelumnya korban meninggal dunia tercatat 49 jiwa, namun pada hari ini (20/12/2021) satu warga yang mengalami luka berat dikonfirmasi meninggal dunia. Selain itu, petugas SAR gabungan mengumpulkan lima potongan tubuh dari lokasi terdampak. []

 

 

Advertisement
Advertisement