April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Menghapus Tato Tanpa Laser, Begini yang Dilakukan Sekelompok Santri Ponpes An-Najah

3 min read

KUDUS – Beberapa pria berpeci tampak telaten menempelkan solatip warna hitam mengikuti bentuk tato di sebuah rumah Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. Mereka tampak silih berganti peran melayani puluhan orang yang hari itu memenuhi rumah tersebut. Jika ada yang kebagian menempelkan solatip, ada juga yang bertugas mengoleskan cairan warna hitam ke tato.

Cairan itulah yang dijadikan metode penghapusan tato, hasil penemuan santri Pondok Pesantren An-Najach Tegalrejo, Magelang. Kegiatan yang bisa bayar seikhlasnya itu merupakan hasil kerja sama dengan Komunitas Pecinta Alam Avoka.

Perwakilan Ponpes An-Najach, Ahmad Jumanin mengatakan, penghapusan tato ini dilakukan secara manual menggunakan enam obat kimia yang dicampur menjadi satu. Menurutnya, penghapusan tato dengan metode ini bisa menghilangkan tato dalam sekali oles. Setelah itu, pemilik tato tinggal menghilangkan bekasnya seperti menghilangkan bekas luka.

“Untuk pencampuran obatnya, kami juga berkonsultasi dengan pihak dokter. Jadi tidak sembarangan,” tambah Ahmad.

Menurutnya, perbedaan dengan hapus tato menggunakan laser adalah, kalau menggunakan laser cara kerjanya harus bertahap.  Jadi untuk satu bagian tato bisa sampai enam kali, bahkan ada yang sampai 10 kali. Namun, kalau dengan cara pengobatan ini, hanya satu kali proses, tinta bisa terangkat, dan tidak ada pengulangan lagi.

Allah Melaknat Perempuan Bertato

“Cara ini ditemukan awalnya dari santri kita yang mempunyai tato dan ingin meghapusnya. Nah karena berhasil, akhirnya kami mempraktikkannya ke masyarakat untuk membantu,” jelasnya.

Lalu untuk caranya, lanjut Ahmad, pertama kulit di area yang dekat dengan tato diberi solatip hitam terlebih dahulu. Kemudian kulit yang ada tatonya diolesi dengan obat sebanyak tiga kali pengolesan.

“Olesan pertama selama 5 menit, kemudian obat diambil dan diolesi lagi selama 4 menit, dan terakhir diolesi lagi selama 3 menit,” jelasnya panjang.

Kemudian setelah pengolesan 3 kali, maka bagian tubuh yang ditato dibasuh menggunakan air, dan hasilnya akan terlihat setelah satu minggu.

“Setelah dibasuh, nanti setelah satu minggu luka akan mengering, dan tinta akan memudar, kita juga memberikan obat paracetamol dan antibiotik untuk peserta,” tandas AHmad.

Ada Tato yang Diharamkan dan Ada Tato yang Diperbolehkan

Bayar Seikhlasnya

Di teras sebuah rumah Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, terlihat ramai oleh beberapa warga yang sedang menghapus tatonya. Di beberapa bagian tubuh bertato itu, terdapat cairan berwarna hitam yang dioleskan oleh beberapa pria berpeci. Kegiatan tersebut merupakan agenda Komunitas Pecinta Alam Avoka untuk memfasilitasi warga yang ingin menghapus tatonya.

Ketua Komunitas Pecinta Alam Avoka, Moh Khoirun Nafi’i menjelaskan, tujuan kegiatan penghapusan tato ini untuk membantu teman-teman yang ingin menghapus tato dengan biaya yang bisa dibayar seikhlasnya.

“Dalam rangka anniversarry ke 31, kami adakan kegiatan penghapusan tato dengan membayar seikhlasnya. Kali ini kami bekerja sama dengan Pondok Pesantren An-Najach Tegalrejo, Magelang,” jelasnya, Sabtu (25/09/2021).

Menurutnya, antusias masyarakat yang mengikuti kegiatan tersebut cukup tinggi. Tercatat ada puluhan peserta yang ingin menghapus tatonya di acara yang berlangsung dari pukul 8.00 hingga 12.00 WIB itu.

Empat Hari Ditato, Kulit Wanita Ini Membusuk

Salah satu peserta penghapusan tato asal Demak, Hanum (17) mengatakan, dirinya mengetahui informasi ini dari temanya. Menurutnya, obat yang dioleskan untuk menghilangkan tatonya itu rasanya sangat panas. Dalam pengakuannya saat ditato dan dihapus tatonya itu ternyata lebih sakit saat menghapus tato.

“Alasan saya menghapus tato karena ingin hijrah, ingin jadi orang yang lebih baik lagi. Ini saya ada tiga tato, satu di pungung dan dua ditangan. Sementara saya hilangkan yang di tangan dulu,” tandasnya. []

Sumber Beta News

Advertisement
Advertisement