April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Saat Bulan Ramadhan, Dianjurkan Untuk Sholat Tarawih

2 min read

JAKARTA – Muslim percaya salat tarawih adalah sesuatu yang akan mendatangkan kebaikan. Salat tarawih dilakukan pada bulan Ramadan. Malam setelah salat isya. Hukumnya sunah, bukan wajib. Sunah artinya apabila dikerjakan akan sangat baik. Tapi tidak dikerjakan pun tidak apa-apa. Bisa dilakukan sendiri di rumah. Bisa dilakukan secara berjamaah di rumah atau di masjid.

Dalam situasi pandemi. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Salat tarawih di rumah, sendiri atau berjamaah dengan keluarga, layak dipertimbangkan. Demi menjaga kesehatan semua. Salat tarawih di rumah dalam keheningan bisa menjadi lebih khusyuk. Khidmat.

Di tengah masyarakat, ada yang menyebut tarawih sebagai teraweh, taraweh, ada pula yang menyebut tarwih.

Kenapa muslim dianjurkan salat tarawih pada bulan Ramadan. Karena inilah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.

Beberapa hadis meriwayatkan tentang salat tarawih. Di antaranya.

“Sesungguhnya Rasulullah SAW pada suatu malam salat di masjid lalu para sahabat mengikuti salat Dia, kemudian pada malam berikutnya (malam kedua) Dia salat maka manusia semakin banyak (yang mengikuti salat nabi), kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau malam keempat. Maka Rasulullah SAW tidak keluar pada mereka, lalu ketika pagi harinya Dia bersabda: ‘Sungguh aku telah melihat apa yang telah kalian lakukan, dan tidaklah ada yang mencegahku keluar kepada kalian kecuali sesungguhnya aku khawatir akan diwajibkan pada kalian,’ dan (peristiwa) itu terjadi di bulan Ramadhan.” (Muttafaqun ‘alaih)

“Artinya: Dari Jabir bin Abdullah radyillahu ‘anhum, ia berkata: Rasulullah SAW pernah salat bersama kami di bulan Ramadhan (sebanyak) delapan raka’at dan witir (satu raka’at). Maka pada hari berikutnya kami berkumpul di masjid dan mengharap dia keluar (untuk salat), tetapi tidak keluar hingga masuk waktu pagi, kemudian kami masuk kepadanya, lalu kami berkata: Ya Rasulullah! Tadi malam kami telah berkumpul di masjid dan kami harapkan engkau mau salat bersama kami, maka sabdanya “Sesungguhnya aku khawatir (salat itu) akan diwajibkan atas kamu sekalian”.(Hadits Riwayat Thabrani dan Ibnu Nashr)

“Aku perhatikan salat malam Rasulullah SAW, yaitu (Ia) salat dua raka’at yang ringan, kemudian Ia salat dua raka’at yang panjang sekali, kemudian salat dua raka’at, dan dua raka’at ini tidak sepanjang dua raka’at sebelumnya, kemudian salat dua raka’at (tidak sepanjang dua raka’at sebelumnya), kemudian salat dua raka’at (tidak sepanjang dua raka’at sebelumnya), kemudian salat dua raka’at (tidak sepanjang dua raka’at sebelumnya), kemudian witir satu raka’at, yang demikian adalah 13 raka’at”. Diriwayatkan oleh Malik, Muslim, Abu Awanah, Abu Dawud dan Ibnu Nashr.

“Artinya: Dari Abi Salamah bin Abdurrahman bahwasanya ia bertanya kepada ‘Aisyah radyillahu anha tentang salat Rasulullah SAW di bulan Ramadan. Maka ia menjawab ; Tidak pernah Rasulullah SAW kerjakan (tathawwu’) di bulan Ramadan dan tidak pula di lainnya lebih dari sebelas raka’at 1) (yaitu) Ia salat empat (raka’at) jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian ia salat empat (raka’at) 2) jangan engkau tanya panjang dan bagusnya kemudian ia salat tiga raka’at”. [Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim].[]

Advertisement
Advertisement