July 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Saat Victoria Park Bertabur Ribuan Payung

6 min read
Foto HK01

Foto HK01

HONG KONG – Sehari setelah puluhan ribu pengunjuk rasa Hong Kong menggelar aksi damai dan tidak ada bentrokan dan gas air mata, demonstrasi besar-besaran kembali digelar, Minggu (18/08/2019) sore kemarin. Demonstrasi digelar di Victoria Park di Causeway Bay, Minggu sore dan saat berita ini diturunkan, aksi masih berlangsung. Namun jumlahnya tak sesuai target Penyelenggara protes hari Minggu, Front Hak Asasi Manusia Sipil telah mengajukan ke polisi untuk menggelar aksi dari Causeway Bay ke Central.

Namun polisi hanya mengizinkan unjuk rasa di Victoria Park karena aksi di jalanan tidak bisa menjamin keselamatan publik, seperti yang terjadi pada pekan-pekan sebelumnya.

Dalam suasana hujan, ribuan pendemo menggunakan payung terus berdatangan ke Victoria Park. Front Hak Asasi Manusia Sipil adalah kelompok yang menggerakkan massa hingga 2 juta orang pada awal Juni lalu untuk menentang RUU ekstradisi.

Setelah itu, kelompok ini tidak melibatkan diri pada aksi-aksi selanjutnya karena sudah mengarah pada kekerasan dan anarkisme. Kembalinya Front HAM Sipil ini setelah bentrokan polisi dan pendemo mulai membawa korban, Minggu pekan lalu, ketika seorang wanita tertembak peluru kacang di bagian mata.

Menjelang malam, kerumunan orang di Causeway Road di luar Victoria Park mulai menipis. Lalu lintas mulai dibuka kembali sebagian, namun bagian lain tetap diblokir oleh polisi.

Seperti sehari sebelumnya, para pendemo mulai membubarkan diri malam hari dan menujur ke rumah masing-masing.

Ini adalah strategi baru aksi demo yang menghindari aksi malam hari karena berpotensi bentrok dengan aparat kepolisian, sejak terjadinya chaos pada Senin malam serta aksi demonstran yang banyak dikecam pada Selasa lalu di Bandara International Hong Kong.

South China Morning Post melaporkan, kerumunan massa masih terlihat di Hennessy Road dari Causeway Bay ke Central, serta Queensway dan Harcourt Road dari Admiralty ke Central.

Di Harcourt Road, pengunjuk rasa mengalir dengan damai melewati Admiralty Centre, sesekali meneriakkan slogan.

 

Tidak ada polisi yang terlihat di kawasan itu.

Banyak pengunjuk rasa, setelah tiba di Central, kembali ke arah Causeway Bay. Beberapa berkumpul di berbagai tempat di Central, dengan beberapa orang menuju ke Sheung Wan, tak jauh dari kantor penghubung China di Hong Kong.

Polisi mengerahkan mobil water cannon untuk berjaga-jaga, namun aksi kali ini, seperti juga Sabtu kemarin, tidak memperlihatkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan.

Di luar markas polisi di Arsenal Street, Wan Chai, pemrotes meneriakkan “polisi hitam” dan “triad”. Beberapa titik sinar laser ditembakkan ke kompleks gedung. Namun tidak ada polisi yang berjaga di luar karena ingin menghindari pendemo. Beberapa petugas tetap waspada di dalam.

Suasana di stasiun, sejumlah pendemo menyiapkan koin untuk membeli tiket bagi para pendemo sebagai pengganti kartu tiket Octopus yang bisa dilacak oleh polisi.

Front Hak Asasi Manusia Sipil menargetkan jumlah massa pada Minggu ini mencapai 300 ribu orang, namun dari gambaran yang terlihat hingga menjelang malam ini, jumlahnya hanya belasan ribu orang.

Hujan lebat sepertinya membuat warga malas turun ke jalanan.

Ketua Front HAM Jimmy Sham Tsz-kit menekankan, pawai yang akan mereka gelar merupakan aksi damai dan meminta polisi untuk tidak melarangnya.

“Saya tidak bisa melihat alasan bagi polisi untuk melarang pawai damai kami. Jika bahkan pawai tidak diperbolehkan, bagaimana warga akan menyuarakan pendapat mereka?” katanya.

 

Demo Guru

Sehari sebelumnya, Sabtu (17/8/2019, Serikat Guru Profesional Hong Kong (PTU), menggelar rally bertema “Lindungi generasi berikutnya, biarkan hati nurani kita berbicara”.

Mewreka memulai demo mereka di Chater Garden, Central, sebelum pawai ke Gedung Pemerintah dan kediaman Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor.

Meskipun hujan deras, panitia mengatakan lebih dari 22.000 orang hadir, sementara polisi memperkirakan 8.300 orang.

Presiden PTU Fung Wai-wah mengatakian, para guru turun karena banyak dari mereka yang ditangkap dan cedera selama protes adalah mahasiswa.

“Kaum muda dan siswa adalah masa depan kita. Kita harus keluar dan melindungi mereka. ”

Demo guru adalah satu dari tiga aksi demonstrasi yang mendapat izin dari kepolisian, termasuk satu aksi demo mendukung pemerintah dan polisi di Victoria Park, dekat pelabuhan.

Aksi demo mendukung demonstran meluas setelah seorang wanita menderita luka dalam bentrokan yang terjadi di Tsim Sha Tsui, Minggu lalu, diduga akibat tembakan peluru kacang oleh polisi.

Aksi tersebut menyulut kemarahan pendemo sehingga mereka memblokir Bandara Internasional Hong Kong selama dua hari sehingga membuat ratusan penerbangan dihentikan selama dua hari.

Namun, aksi tersebut menimbulkan kecaman karena pendemo menghalangi penumpang yang tidak hanya kepayahan dengan barang bawaan mereka menerobos pendemo, tetapi juga dihalang-halangi.

 

Siapkan Demo Besar-besaran

“Semua protes terjadi karena Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor menolak untuk mendengarkan suara publik. Sekarang, dia memanggil kita perusuh,” kata Sham.

Pawai hari Minggu akan mendesak pemerintah untuk menghentikan “kebrutalan polisi” dan menyelidiki “kolusi antara pasukan dan triad”.

Ada lima tuntutan lainnya, termasuk penarikan penuh RUU ekstradisi dan penyelidikan independen terhadap dugaan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh pasukan polisi.

Penyelenggara demo lain yang juga berencana menggelar kegiatan di Kwai Tsing pada hari Minggu, menyatakan menunda aksi seminggu lagi.

Polisi sendiri mengatakan kepada penyelenggara pawai lain di Hung Hom, Sabtu depan, bahwa mereka tidak mungkin untuk mendapatkan lampu hijau.

Pasalnya, aksi demonstrasi dalam dua bulan terakhir sudah berubah pada isu politik yang lebih sensitif dan melakukan provokasi pada aparat keamanan untuk betindak represif.

Polisi mengatakan bahwa mereka tidak akan melakukan tindakan keras jika pendemo berhenti menyerang kantor polisi dan memblokade stasiun serta melakukan perusakan.

 

Blokade Bandara

Wanita korban kerusuhan yang terluka menjadi alat baru bagi pendemo untuk menyudutkan polisi dalam dua hari terakhir di Bandara Internasional Hong Kong.

Setelah membatalkan seluruh penerbangan, Senin sore, para pengunjuk rasa anti-pemerintah kembali ke Bandara Internasional Hong Kong, Selasa (13/8/2019) siang. Aksi mereka bahkan membuat kesal penumpang pesawat.

Jika sehari sebelumnya para penumpang masih bisa mengakses area keberangkatan, kini para pendemo melakukan aksi duduk dan menghalangi para penumpang.

Ratusan demonstran menempati area di sekitar gang-gang check-in mulai pukul 14:30 dan gerbang keberangkatan dalam eskalasi protes mereka, sementara sekitar 1.000 orang tetap berada di bagian kedatangan.

Mereka meneriakkan “Stand with Hong Kong, stand for freedom” di antara parea penumpang yang kesal karena jalannya menuju aral keberangkatan pesawat dihalang-halangi.

Wanita itu marah karena jalannya diblokir oleh pengunjuk rasa sampai akhirnya staf bandara masuk dan membantu wanita itu.

“Kami membayar uang ke negara Anda, tetapi Anda melakukan ini kepada kami … Kami tidak akan pernah datang ke sini lagi!” teriak wanita itu kesal.

Penumpang lain mengatakan bahwa jika tujuan para demonstran ingin mendapat simpati internasional, cara yang dilakukan justru akan mengesankan sebaliknya, “Kalian hanya merusak reputasi Hong Kong,” katanya kesal.

Otoritas Bandara mengatakan, sejumlah pesawat yang dibatalkan pada Senin, diterbangkan pada malam hingga pagi, saat pendemo pulang.

Selain menduduki bandara, demonstran sepertinya ingin memboikot seluruh penerbangan karena stasiun MRT menuju bandara juga diblokir oleh mereka.

 

Hong Kong Menuju Jurang Kematian

Pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam Cheng Yuet-ngor kembali memperingatkan para demonstran bahwa mereka mendorong kota itu “ke dalam jurang kematian”.

Carrie Lam Cheng Yuet-ngor kembali tampil di depan media, Selasa (13/8/2019) dan sambil menangis mengatakan bahwa aksi massa yang menduduki Bandara Internasional Hong Kong, hanya akan menghancurkan korta itu.

Carrie Lam yang diperangi pendemo dalam dua setengah bulan ini mengatakan, pembatalan semua penerbangan, Senin, pengepungan kantor polisi dan memblokade jalan-jalan umum, membuat kota itu tidak lagi aman dalam persepsi dunia internasional.

Dia bertanya kepada pengunjuk rasa, apakah mereka ingin “mendorong Hong Kong ke jurang kematian?”

Dalam seruan langsung kepada demonstran, dia berkata: “Mari kita mengesampingkan perbedaan dan menghabiskan satu menit untuk melihat kota dan rumah kita. Bisakah kita menahan diri untuk tidak mendorongnya ke dalam jurang di mana semuanya akan binasa?”

Carrie Lam mengatakan, tidak ada yang diuntungkan dalam aksi selama ini karena yang dilakukan demonstran hanyalah menentang supremasi hukum.

“Kita perlu menentang kekerasan dan mempertahankan supremasi hukum … Ketika semua ini tenang, kita akan mulai melakukan dialog yang tulus dan membangun kembali keharmonisan Hong Kong,” katanya.

Lam mengatakan dia khawatir dengan citra internasional kota ini.

“Dari apa yang terjadi dalam seminggu terakhir, saya khawatir reputasi Hong Kong yang dikenal aman dan menghormati aturan hukum, berubah ke dalam (situasi) yang sangat berbahaya,” katanya. “Hong Kong adalah kota yang terbuka, bebas, inklusif, dan stabil secara ekonomi. Kini semuanya menderita,” katanya.

“Tidak perlu bagi saya untuk menguraikan betapa pentingnya bandara internasional bagi Hong Kong. Setiap hari, banyak penduduk keluar dan kembali ke kota, banyak turis dan pebisnis menggunakan transportasi ini.”

Menanggapi wartawan, Carrie Lam mengesampingkan pertanyaan tentang apakah dia akan mengundurkan diri.

“Saya, sebagai kepala eksekutif akan bertanggung jawab untuk membangun kembali ekonomi Hong Kong, untuk terlibat seluas mungkin, untuk mendengarkan sebanyak mungkin keluhan rakyat saya, dan mencoba membantu Hong Kong bergerak maju,” katanya.

“Itu adalah komitmen politik saya yang sangat serius dan tanggung jawab saya kepada orang-orang Hong Kong pada saat ini.” [AZ]

Advertisement
Advertisement