April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Tinggi Rendahnya Remitansi Cermin Tinggi Rendahnya Skill PMI

1 min read

JAKARTA –  Remitansi merupakan bagian penting dari arus modal internasional, terutama di negara-negara pengekspor tenaga kerja. Namun, remitansi para Pekerja Migran Indonesia (PMI) masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara Asia lainnya.

Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto menjelaskan, rendahnya remitansi tersebut mengindikasikan kualitas pekerjaan para pekerja migran yang tergolong rendah. Misalnya saja seperti pembantu rumah tangga (PRT), kuli bangunan, dan buruh kasar lainnya.

“Mengapa sebetulnya dari sisi pekerja migran, kita masih sangat rendah. Karena bekerjanya di sektor-sektor yang memang tenaga kasar seperti PRT dan lainnya. Sehingga remitansi yang dibawa pulang itu sedikit,” ucapnya dalam konferensi pers Pemanasan Jelang Debat Ketiga: Menyelesaikan Masalah Struktural Ketenagakerjaan di Niffaro Park, Jakarta, Kamis (14/3/2019).

Lebih lanjut, berdasarkan data IFRC, nilai remitansi Indonesia pada 2018 mencapai USD8,8 miliar atau setara Rp127 triliun dari 6 juta pekerja migran. Angka ini terbilang rendah bila dibandingkan dengan Filipina yang nilai remitansi per tahunnya mencapai USD24 miliar dari 10,5 juta pekerja migran.

Sedangkan Bangladesh yang memiliki 7 juta pekerja migran bisa mendapat remitansi sebesar USD24 miliar.

“Ini menggambarkan kita memilih bekerja yang sifatnya sektor pekerja kasar. Harusnya yang bersifat nilai ekonomi tinggi misalkan ahli IT, dokter, dan lainnya,” tuturnya.

Eko menambahkan, para pahlawan devisa tersebut seolah tidak punya pilihan selain menjadi PMI pada sektor-sektor yang ‘tidak menarik’ di luar negeri. Hal ini dikarenakan sulitnya mereka mencari kerja di negeri sendiri.

“Ada moratorium tapi tidak menjadi ajang evaluasi tuntas kebijakan menempatkan dan memperbaiki kualitas PMI,” pungkasnya.[]

Advertisement
Advertisement