Tragis, Hidup Mantan PMI asal Tasikmalaya Berakhir Ditangan Pria Pakistan Mantan Suaminya
TASIKMALAYA – Yang diinginkan siapapun dari sebuah pernikahan tentu terwujudnya rumah tangga yang sakinah mawadah dan penuh dengan rahmah. Namun tak jarang, hasil dari berumah tangga yang didapatkan justru petaka.
Seperti yang dialami oleh Juju Juariyah (46) mantan pekerja migran Indonesia (PMI) warga Kampung Godebag, Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat ini. Nyawa Juju melayang ditangan mantan suaminya bernama Jahoor Ul Hasan (42) seorang warga negara Pakistan.
Informasi yang berhasil dihimpun ApakabarOnline.com dari berbagai sumber menyatakan, perkenalan Juju dengan Jahoor terjadi sejak beberapa tahun silam saat Juju masih bekerja menjadi PMI di negara penempatan.
Nyetrum PMI Hong Kong “Tanpa Sarung” dengan Dalih “Test Drive”, Seorang Pria Pakistan Dipenjara
Juju dan Jahoor bertemu dan menjalin hubungan asmara, hingga akhirnya berlanjut ke hubungan suami istri alias berumah tangga.
Juju dan Jahoor sepakat untuk ke Indonesia demi merajut rumah tangga dan menjalani kehidupan mereka selanjutnya.
Di Kampung Godebag Kecamatan Pagerageung keduanya memulai kehidupan baru. Selain merajut rumah tangga, mereka juga membangun usaha bermodal hasil jerih payah Juju selama menjadi PMI dan modal yang dimiliki Jahoor dari hasil bekerja menjadi pekerja migran.
Salah satu usaha mereka menyewa Ruko di pinggir jalan raya untuk membuka toko kelontongan, sayur dan buah-buahan.
Awalnya rumah tangga mereka berjalan baik-baik saja. Usaha yang mereka jalani juga berjalan bagus, toko bisa menyedot konsumen. Masyarakat Pagerageung mengenal toko itu dengan sebutan Warung Jahoor, Warung Mamih Juju atau ada pula yang menyebutnya Warung Teteh Julia.
Gegara Pintu Kamar Tidak Tutup, Tidur Tidak Pakai CD, Seorang PRT Asing Disetrum Majikan Pakistan
Namun beberapa bulan terakhir terjadi prahara dalam rumah tangga Mamih Juju dan Jahoor. Pria berpaspor Pakistan itu mulai berubah jadi sosok pemarah dan ringan tangan.
Hal ini sempat dikemukakan oleh Lina, adik Mamih Juju. Menurut Lina, semasa menjalin rumah tangga kakaknya itu sering mengeluhkan sikap kasar suaminya. “Jadi mantan suaminya itu sering KDRT,” kata Lina.
Selain itu penderitaan Mamih Juju ditambah pula oleh perilaku main serong Jahoor. “Terciduk main perempuan, akhirnya cerai,” kata Lina. Dia bahkan menunjukan foto, yang menampilkan Jahoor digelandang petugas dalam sebuah razia di hotel.
Sejak Desember 2021 Mamih Juju dan Jahoor akhirnya berpisah. Resmi bercerai sekitar 3 bulan lalu.
Jahoor kemudian menikah lagi dengan seorang perempuan warga Kecamatam Baregbeg Ciamis. Sementara Mamih Juju kembali sendiri dan tetap menjalankan usahanya. Sehari-hari dia ditemani oleh Jemi anak kedua dan Galih keponakannya.
Hingga datang malam nahas tiba, saat itu Mamih Juju tinggal berdua bersama Galih, sementara anaknya Jemi wedang berwisata ke Jogjakarta.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo mengatakan pada malam itu Jahoor mendatangi Ruko Mamih Juju.
“Maksud kedatangan Jahoor awalnya mengajak rujuk. Selain itu dia juga mempertanyakan pembagian hasil usaha atau gono gini. Karena keduanya sudah bercerai selama 3 bulan,” kata Ibrahim saat pres rilis di Mapolres Tasikmalaya Kota, Jumat (20/05/2022).
Perbincangan itu diduga berujung kekesalan Jahoor karena keinginannya tak dipenuhi oleh korban. “Setelah itu pelaku melakukan aksi kekerasan hingga korban meninggal dunia,” kata Ibrahim.
Kapolres Tasikmalaya Kota Aszhari menambahkan setelah menerima laporan kejadian itu pihaknya langsung melakukan penyelidikan.
“Hal yang pertama kami lakukan adalah mengamankan TKP. Kemudian melakukan penyelidikan dibantu oleh Inafis Polda Jabar,” kata Aszhari.
Hasil penyelidikan barang bukti, alat bukti dan keterangan saksi pelaku pembunuhan mengarah kepada Jahoor.
“Hasil penyelidikan mengerucut ke si mantan suaminya. Akhirnya pada hari itu juga sekitar jam 13.00 WIB kami amankan tersangka ini ketika sedang berobat di sebuah rumah sakit di Ciamis,” kata Aszhari. Tersangka langsung diamankan dan menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Tasikmalaya Kota.
Aszhari juga mengatakan bahwa korban tewas dengan luka tusukan dan luka sayatan di bagian leher. Kemudian tak ada barang berharga korban yang dibawa, kecuali ponsel milik korban yang saat ini masih dicari keberadaannya. []