April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Ditengah Suasana “Duka”, Dengan Mengusung Semangat Sukses di Rantau Mandiri di Negeri Sendiri, Migrant Day 2021 Diperingati dengan Sederhana

3 min read

JAKARTA – Dunia pekerja migran Indonesia (PMI) saat ini tengah mendapat hempasan musibah setelah sebuah kapal kayu pengangkut CPMI karam dalam pelayaran menuju Malaysia. Puluhan CPMI menjadi korban, tidak sedikit dari mereka yang meninggal dunia dan hilang.

Disamping itu, menjadi isu nasional terkini, adalah mangkraknya pelayanan karantina terhadap para PMI yang pulang ke Indonesia pada Sabtu (18/12/2021) hingga mengakibatkan bukan saja antrian panjang selama hingga lebih dari 10 jam, namun juga gesekan antara PMI dengan petugas yang berjaga karena secara psikologis, mereka dalam kondisi lelah dan cemas.

Lelah usai menempuh perjalanan panjang, cemas harus selama lebih dari 10 jam berkerumun tanpa bisa mendapatkan makanan dan minuman.

Dua hal tersebut menjadi topik pembahasan hangat saat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersama kader-kadernya menggelar peringatan International Migrant Day 2021 pada Ahad, 19 Desember 2021 di Pamijahan, Bogor, Jawa Barat.

Peringatan ini sebagai bentuk komitmen dan penghargaan PKS kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang selama ini telah banyak memberikan kontribusi dan manfaat kepada Negara.

Acara ini dilaksanakan secara daring dan luring di lima negara (Malaysia 2 titik, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, dan Arab Saudi ) dan enam titik didalam negeri (Cirebon, Ponorogo, Purwakarta, Madiun, Lombok dan Banjar Negara).

Hadir dalam acara tersebut secara daring, Suharna Surapranata, MT, Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Ahmad Syaikhu, Presiden PKS, dan  Kurniasih Mufidayati, Anggota Komisi 9, FPKS DPRRI, Dapil luar negeri. Sementara itu, hadir secara luring Martri Agoeng, Ketua Bidang Ketenagakerjaan DPP PKS, Fathurrahman, Ketua Departemen Pekerja Migran Bidang Ketenagakerjaan DPP PKS, Yusuf Salmon, Deputi Pekerja Migran Bidang Ketenagakerjaan DPW PKS Jawa Barat, Ketau DPC PKS Pamijahan, Pimpinan Pesantren Markaz Quran, Bogor, dan para tokoh masyarakat setempat.

Acara tersebut mengambil tema “Bersama PKS, PMI Sukses di Rantau, Mandiri di Negeri Sendiri” dengan rangkaian acara seperti temu Tokoh PKS dan dialog dengan PMI beserta keluarganya, live training keluarga pekerja Migrant Indonesia dengan berbagai jenis pelatihan seperti otomotif dan digital marketing di Pamijahan, Bogor dan Ponorogo, pemberian apresiasi dan KTA PKS kepada PMI yang masih bekerja maupun yang sudah purna beserta keluarganya secara simbolis. Pemberian apresisasi dan KTA PKS secara simbolis dilakukan oleh Martri Agoeng dan Yusuf Salmon dengan disaksikan Presiden PKS dan Wakil Ketua Majelis Syura.

Dalam sambutannya, Fathurrahman menegaskan bahwa peringatan Hari Pekerja Migran Internasional ini dilakukan sebagai bentuk komitmen PKS kepada para PMI, baik yang masih bekerja maupun yang sudah purna. Sementara itu Martri Agoeng menjelaskan bahwa PKS akan terus berusaha membantu PMI agar bisa menjadi lebih baik lagi semisal melalui Bidang yang dipimpinnya dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang berguna untuk meningkatkan kapasitas dan keahlian para PMI.

Berikutnya, Suharna Surapranata dalam sambutannya menyampaikan agar PMI hendaknya menyiapkan diri dan memiliki rencana yang matang setelah kembali ke tanah air. Agar nantinya tidak terjebak dalam siklus menjadi PMI terus menerus. Sementara itu Ahmad Syaikhu menegaskan bahwa diantara visi PKS adalah menjadi Partai Islam Rahmatan Lil ‘alamiin yang kokoh dan terdepan dalam melayani rakyat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan PMI adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari hal tersebut.

Sambutan terakhir dilakukan oleh Kurniasih Mufidayati yang menyampaikan berbagai macam program dan kebijakan yang sudah PKS lakukan dan perjuangkan melalui DPR, seperti pendampingan kewirausahaan keluarga PMI, advokasi dan pendampingan pengaduan, pembagian masker gratis, menjenguk PMI yang sedang sakit, program tenaga kerja mandiri untuk Purna PMI dan pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) di Daerah Asal PMI seperti di  Ponorogo, Madiun dan Lombok NTB.

Terakhir, dalam sesi dialog, banyak permasalahan-permasalahan dilapangan yang seringkali luput dari perhatian dan kebijakan pemerintah.

Adanya kebijakan surat wali yang diumumkan di tengah-tengah PMI Hong Kong oleh KJRI Hong Kong, karamnya kapal pengangkut PMI hingga mengakibatkan korban meninggal dan hilang, hingga derita PMI yang pulang lantaran berhadapan dengan panjang dan lamanya antrian menuju tempat karantina.

Namun Mufida menegaskan akan memperjuangkan secara maksimal semua aspirasi yang telah di sampaikan oleh PMI tersebut, agar mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. []

Advertisement
Advertisement