April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

13 Desa di Tiga Kecamatan Rawan Tergulung Ombak Tsunami

2 min read

TRENGGALEK – Trenggalek merupakan sebuah Kabupaten yang secara geografis, memiliki wilayah yang berada di bibir pantai selatan menghadap langsung ke samudera Hindia.

Posisi ini, secara ekonomi faktanya menguntungkan. Hasil laut dan geliat ekonomi terkait menopang kesejahteraan warga hingga bisa menambah pendapatan daerah dari berbagai sektor.

Namun, disisi lain, kondisi tersebut juga memiliki sisi bahaya yang tersimpan, terjangan ombak pasang hingga tsunami.

Menukil pemberitaan Harian Jawa Pos, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek harus lebih intens lagi dalam melakukan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi datangnya bencana seperti tsunami.

Pasalnya, seluruh wilayah Kota Keripik Tempe yang berbatasan dengan laut, rawan akan bencana seperti yang terjadi di Selat Sunda akhir tahun kemarin. Seperti diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas, Komunikasi, dan Informatika (Diskominfo) Trenggalek St. Triadi Admono.

Menurut dia, sedikitnya 13 desa yang tersebar mulai dari Kecamatan Watulimo, Munjungan, dan Panggul rawan tergulung ombak tsunami. Yakni Desa dengan pantai rawan tsunami tersebut meliputi Desa Ngulungwetan, Ngulungkulon, Craken, Masaran, Munjungan, Tawing, dan Bendoroto, Kecamatan Munjungan. Sisanya Desa Nglebeng, Wonocoyo, dan Besuki, Kecamatan Panggul; serta Desa Karanggandu, Prigi, dan Tasikmadu, Kecamatan Watulimo.

 

Lakukan pelatihan dan bentuk Kader Tanggap Tsunami (Katsumi)

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas, Komunikasi, dan Informatika (Diskominfo) Trenggalek St. Triadi Admono mengatakan, sekitar tahun 2013 lalu, di wilayah desa tersebut sudah terbentuk kader tanggap tsunami (Katsumi) untuk mengantisipasi jika bencana tersebut datang.

“Semua desa yang terdampak tsunami itu letaknya di tepi laut sehingga kami selalu memberi imbauan kepada masyarakatnya agar terus waspada,” katanya.

Untuk Katsumi, total ada 180 anggota yang tersebar di tiga kecamatan tersebut. Jadi, di setiap kecamatan terdapat 60 anggota katsumi. Setiap satu kader membentuk beberapa kelompok. Kelompok itulah nantinya yang diberikan wawasan tentang berbagai teknik yang digunakan untuk kegiatan tanggap darurat jika ada bencana datang. “Geladi lapangan atau simulasi akan terjadinya tsunami sudah kami lakukan. Seperti yang dilakukan pada 2016 lalu, di wilayah Kecamatan Watulimo,” jelas pria yang kini masih menjabat sebagai Kabag Protokol dan Rumah Tangga Sekretariat Daerah (Setda) Trenggalek ini. []

Advertisement
Advertisement