April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Nasib Guru Madrasah yang Tinggal di Gubug Reot

1 min read

INDRAMAYU – Miris, jauh panggang daripada api jika mengingat profesi guru selama ini digelari Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Kehidupan seorang guru madrasah dan keluarganya di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat sungguh memprihatinkan. Mereka tinggal di dalam gubuk reot yang terbuat dari barang-barang bekas, berukuran 4 kali 3 meter dengan tinggi tidak lebih dari 2 meter.

Mengutip pemberitaan MNC Group, di gubuk tak layak huni itulah Karita dan istrinya, Nurjanah dan dua anak mereka berlindung dari terik matahari dan hujan. Mereka adalah warga Desa Luwi Gede, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Saat ditemui wartawan, Karita terlihat sibuk mengerjakan kerja sampinganya sebagai tukang jahit.

Sejak satu tahun enam bulan terakhir, Karita yang berpofesi sebagai guru di madrasah dan musala ini tinggal di dalam gubuk reot. Sebagai guru ngaji dengan penghasilan tak menentu, Karita hanya mampu mencari terpal bekas di tempat sampah untuk dijadikan atap dan dinding gubuk.

Gubuk itu dibangun di atas tanah salah seorang warga yang merasa iba dengan kondisi yang dialami Karita.

Selain tinggal di gubuk yang tidak layak huni, untuk memenuhi kebutuhan mandi dan kebutuhan mencucinya, mereka sekeluarga harus menggunakan air keruh dari lubang di belakang gubuk yang dibuat sendiri.

Karita merupakan salah satu potret carut marutnya program pemerintah yang kurang tepat sasaran. Karita tak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah yang selayaknya diterimanya. Sementara di sisi lain, warga dengan tingkat perekonomian jauh di atas Karita banyak menerima bantuan dari pemerintah. []

Advertisement
Advertisement