April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Pensiun Jadi PMI, Pulang ke Jombang, Bustomi Jualan Roti yang Berhasil Dipasarkan Hingga Seluruh Pelosok Negeri

2 min read

JOMBANG – Roti bolu plemben masih tetap digemari masyarakat di wilayah Jawa Timur, atau bahkan di seluruh nusantara. Rasanya yang enak dan teksturnya yang empuk menjadikan kue jadul ini selalu ditunggu.

Di area belakang rumah, di Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro terdapat tempat membuat adonan hingga proses mengoven roti plemben. Sedangkan di area depan, ribuan kue plemben yang sudah matang, akan dipacking. Itu sekilas gambaran rumah produksi kue belo plemben milik Bustomi Azid.

Ia biasanya memproduksi ribuan biji roti plemben. Masing-masing pegawai punya peran sendiri, mulai proses pembuatan adonan, pencetakan kue, proses oven sampai pengemasan. Di tempat Tomy, produksi bolu plemben ini masih terus berjalan setiap harinya. Di lokasi ini ada beberapa bagian tempat yang dipisah untuk proses produksi roti plemben.

Roti berbentuk seperti tempurung kura-kura berwarna cokelat ini rasanya khas, manis empuk. Dan memiliki ciri khas tersendiri. Kini, roti plemben ini mempunyai dua variasi, yaitu basah dan satu lagi variasi kering. Rasa roti plemben begitu khas dengan cita rasa yang empuk dan gurih manis. Tak heran, para pecinta roti merasa ketagihan dan kangen dengan rasanya yang khas.

Lilik salah satu pegawai roti plemben menjelaskan, usaha roti plemben ini berawal pada tahun 1995. Saat itu sang majikan baru pulang menjadi pekerja migran di Malaysia.

”Produksi plemben ini sejak 1995. Orangnya dulu kerja dari Malaysia, pulang terus produksi ini,” ungkapnya.

Ia menjelaskan jika resep roti plemben ini berasal dari orang tua majikannya yang berada di Magetan. ”Ini jajanan khas Magetan,” sambungnya.

Proses pembuatan roti plemben cukup sederhana. Di antara bahan yang dibutuhkan, yakni telur, tepung, gula dan mentega. Bahan-bahan iini kemudian diaduk hingga rata menjadi adonan.

”Pembuatannya juga sangat mudah, tidak ribet. Setelah adonan dibentuk langsung dioven hingga matang,” katanya.

Lilik mengaku, agar tetap produksi dan meraih untung di tengah kebutuhan harga kebutuhan bahan pokok melonjak, harga kue bolu plemben milik majikannya juga naik.

“Biasanya harga per pak Rp 3.200 menjadi Rp 3.700 untuk varian basah. Sedangkan untuk varian kering Rp 4.000 per pak menjadi Rp 4.500 per pak. ”Per pak roti plemben yang basah isinya 9 buah, yang kering isinya 10,” paparnya.

Ia menjelaskan jika setiap hari ada beberapa sales yang mengambil untuk dijual ke pasar. ”Sehari bisa 3.000 sampai 4.000 pak. Di sini diambil sama sales. Ada yang dari Blitar, Pare, dan Jombang,” pungkasnya.

Selain itu, ada juga warga sekitar yang langsung membeli ke rumah produksi Tomy yang ada di Desa Banyuarang. Sebab roti plemben ini memang lebih enak dinikmati dalam keadaan masih hangat. ”Sehingga tak sedikit, masyarakat yang membeli langsung saat plemben baru keluar dari mesin oven,” pungkasnya.[]

Sumber Radar Jombang

Advertisement
Advertisement